assalamualaikum

welcome all


since 27 setember 2010

Selasa, 18 Januari 2011

Encoding Sinyal

Teknik Encoding Sinyal
  1. Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
    • Dua tegangan berbeda utk bit-bit 0 dan 1
    • Tegangan konstan selama bit interval
      -Tidak ada transisi yaitu ada tegangan kembali ke nol
    • Mis. Tidak ada tegangan utk “0”, tegangan positif konstan utk “1”
    • Lebih sering, tegangan negatif utk satu harga dan positif utk lainnya

  2. Nonreturn to Zero Inverted (NRZ-I)
    • Pulsa tegangan konstan utk durasi bit
    • Data dikodekan sbg ada atau tdk ada transisi sinyal pd awal waktu bit
    • Transisi (rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) menyatakan biner 1
    • Tdk ada transisi menyatakan biner 0


    • B8ZS
      • Bipolar dg substitusi 8 Nol (Bipolar With 8 Zeros Substitution)
      • Jika octet dari semua nol dan tegangan pulsa terakhir sebelumnya positif code-kan sbg 000+-0-+
      • Jika octet dari semua nol dan tegangan pulsa terakhir negatif code kan sbg 000-+0+-
      • Kecil kemungkinannya terjadi sbg hasil dari noise
      • Penerima mendeteksi dan menginterpretasikan sbg octet dari semua nol
    • HDB3

      • High Density Bipolar 3 Zeros
      • Deretan empat nol digantikan dg satu atau dua pulsa



    Error detection
    1. Parity Bit
      • Menambahkan sebuah bit pada setiap  pengiriman sejumlah bit, sehingga
        jumlah bit bernilai 1 selalu genap/ganjil
      • Parity bit dapat mendeteksi kesalahan 1 bit atau kesalahan bit dalam jumlah
        ganjil, namun tidak dapat mendeteksi
        kesalahan dalam jumlah genap

    2. CRC
      • Cyclic redundancy check (CRC) adalah method yang umum digunakan untuk
        mendeteksi error
      • CRC beroperasi pada sebuah frame/block. Setiap block data (berukuran m bit)
        yang akan dikirim akan terlebih dahulu dihitung CRC checksumnya (berukuran r
        bit).
      • Kemudian data + check sumnya akan dikirim sebagai frame (dengan ukuran m+r
        bit).
      • Pada sisi penerima, CRC checksum akan dihitung kembali berdasarkan pada frame yang diterima, dan dibandingkan dengan checksum yang dikirimkan. Jika terdapat perbedaan, berarti frame telah rusak.
      • CRC menggunakan prinsip modulo bilangan.


    AUTOMATIC REPEAT REQUEST (ARQ)
    1. Stop and Wait ARQ
      • Disebut juga sebagai PAR protocol (Positive Acknowledgment/Retransmission)
      • One bit sliding window ARQ
      • ACK dapat dititipkan pada frame data, disebut
        sebagai piggybacking
      • prinsip kerja:
        – pengirim mengirim frame, lalu menunggu ack
        – jika terjadi timeout, frame dikirim ulang
        – penerima mengabaikan frame yang terduplikasi
        (namun tetap mengirimkan ack)
        – penerima mengabaikan frame yang rusak

    2. Go Back N ARQ
      • Sliding window dengan window size pengirim N, window
        size penerima 1
      • Pengirim menyimpan semua frame yang belum
        mendapat ACK pada buffer
      • jika tidak ada error, penerima akan mengirim ACK
        dengan nomor frame terakhir yang telah diterima
        berurutan
      • jika terjadi error, penerima akan menolak frame hingga
        menerima frame yang memiliki nomor yang sesuai
        dengan yang diinginkan. Pengirim akan timeout dan
        mengirimkan ulang semua frame pada buffer
      • variant: saat menerima frame error, penerima
        mengirimkan NAK/REJ.

    3. Selective Reject ARQ
      • Menolak permintaan ulang secara otomatis (Selective-reject ARQ)
      • Pengiriman hanya memancarkan kembali blok yang salah

      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar